Sarana Komunikasi dan Ruang Kreasi Paroki Padre Pio Helvetia - Medan

Jumat, 04 Februari 2011

Padre Pio - Bilokasi

Bilokasi dapat didefinisikan sebagai kehadiran serentak seseorang di dua tempat yang berbeda. Berbagai kesaksian sehubungan dengan tradisi Kristiani melaporkan adanya peristiwa-peristiwa bilokasi berkenaan dengan para kudus. Padre Pio dianugerahi karisma ini; banyak saksi mata melihatnya berada di tempat-tempat yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Padre Pio - Harum Surgawi


Beberapa orang kudus dianugerahi karunia yang dikenal sebagai “harum kekudusan”. Fenomena ini disebut osmogenesia. Karunia ini memampukan orang untuk mengenali kehadiran orang kudus tersebut melalui bau harum yang khas. St Padre Pio dianugerahi harum tanda kesucian yang disebut harum kekudusan, sebab itu, orang yang berada di dekatnya, dapat seringkali mencium harumnya yang khas. Bau harum ini kerapkali terpancar dari tubuhnya atau dari benda-benda yang disentuhnya atau dari pakaiannya. Terkadang bau harum ini dapat tercium pada tempat-tempat yang ia lalui.

Padre Pio & Indra Kodrati

Banyak orang kudus dalam Gereja Katolik memiliki karisma yang memampukan mereka mengetahui sesuatu yang jauh, atau melihat masa depan, atau melihat serta merasakan sesuatu di tempat yang jauh dengan mempergunakan pancaindera dan kemampuan intelektual normal mereka. Padre Pio memiliki karisma indera adikodrati ini. Hanya dengan melihat seseorang, ia dapat melihat ke dalam bagian-bagian jiwanya yang paling rahasia.

Mukjizat dan Penyembuhan


MUKJIZAT

Sungguh sulit mendefinisikan kata “mukjizat”. Mukjizat dapat dianggap sebagai wujud dari tindakan adikodrati. Juga, dapat kita katakan bahwa mukjizat adalah fenomena di mana hati tunduk pada kekuatan batin: kehendak Tuhan! Kehidupan Padre Pio penuh dengan mukjizat, tetapi kodrat dari mukjizat itu sendiri selalu ilahi. Oleh sebab itulah, Padre Pio mengundang orang untuk mengucap syukur kepada Tuhan, satu-satunya sumber mukjizat.

Penampakan dan Jiwa-jiwa di Api Penyucian


Padre Pio mulai mendapatkan penampakan semenjak ia masih seorang kanak-kanak. Francesco kecil tidak menceritakannya sebab ia yakin bahwa penampakan demikian merupakan hal yang biasa terjadi pada semua orang. Penampakan tersebut meliputi para malaikat, para kudus, Yesus dan Bunda Maria, tetapi, terkadang juga akan setan.

Padre Pio dan Malaikat Pelindung


Padre Lino mengatakan, “Aku meminta malaikat pelindungku untuk menyampaikan kepada Padre Pio permohonan doa bagi seorang wanita yang sakit parah, tetapi tampaknya tak terjadi perubahan apapun. Ketika aku berjumpa dengan Padre Pio, aku bertanya kepadanya, `Padre, saya minta malaikat pelindung saya untuk menyampaikan permohonan doa bagi seorang wanita yang sakit parah… apakah mungkin ia tidak melakukannya?' Padre Pio menjawab, `Apakah engkau percaya bahwa malaikat pelindungmu tidak taat seperti engkau dan aku?'”

Padre Pio Bergulat dengan Setan


Salah satu kontak pertama Padre Pio dengan penguasa kegelapan terjadi pada tahun 1906. Suatu malam, Padre Pio tiba kembali ke Biara Santo Elia dari Pianisi. Ia tak dapat tidur malam itu karena hawa musim panas yang menyengat. Terdengar langkah-langkah kaki seseorang yang datang dari suatu ruangan dekat sana. Pikirnya, “Tampaknya, Biarawan Anastasio juga tak dapat tidur.” Padre Pio bermaksud memanggilnya agar mereka dapat duduk dan bercakap-cakap sejenak. Maka, ia pergi ke jendela dan berusaha memanggil rekannya, namun tak ada suara yang keluar. Di salah satu jendela dekat sana, ia melihat seekor anjing yang sangat besar. Sesudahnya, dengan kengerian dalam suaranya, Padre Pio menceritakan, “Aku melihat anjing besar itu masuk melalui jendela; dari mulutnya keluar asap. Aku terjatuh ke atas tempat tidur dan mendengar suara yang berasal dari anjing itu mengatakan, `dia, dialah itu.' Sementara aku masih di tempat tidur, binatang itu meloncat ke jendela, dan lalu ke atas atap dan kemudian menghilang.”